ZIGI – KKN di Desa Penari menjadi sorotan netizen setelah kisahnya ramai diperbincangkan di Twitter pada 2019 lalu. Kisah horor tersebut berawal dari thread di akun Twitter bernama Simple Man yang membedakan menjadi dua versi yakni Nur dan Widya.
Hingga ramai menjadi perbincangan di media sosial, KKN di Desa Penari akhirnya diangkat menjadi sebuah film yang tayang perdana pada 30 April 2022 di bioskop. Meskipun keasliannya masih simpang siur, banyak netizen mencoba mengulik bukti nyata dari kisah KKN di Desa Penari tersebut. Berikut fakta mengenai KKN di Desa Penari. Simak ulasannya di bawah ini!
Baca Juga: 6 Fakta Film KKN di Desa Penari, Tayang Dalam Dua Versi
Mahasiswa yang KKN di Desa Penari

Setelah film KKN di Desa Penari tayang, netizen kembali dibuat penasaran dengan sosok yang mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata). Baru-baru ini beredar potret sekelompok mahasiswa yang diduga adalah mahasiswa yang KKN di Desa Penari.
Potret mahasiswa tersebut dibagikan oleh beberapa akun gosip diantaranya adalah @lambegosiip. Dalam unggahan tersebut, terlihat tangkapan layar beberapa mahasiswa yang sedang KKN pada tahun 2009 yang diketahui merupakan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Tangkapan layar tersebut memperlihatkan sebuah unggahan Facebook oleh akun Ebie Tama yang diduga salah satu mahasiswa KKN. Terdapat beberapa teman bersamanya yang disebut sebagai Bima, Ayu, Widya, Wahyu, Nur, dan Anton.
“Kota B-nya kelihatan namanya, ini asli keknya. Buktinya itu waktu foto ada di bannernya ada tulisan 13…2009,” tulis komentar dalam unggahan tersebut yang menunjukkan Kota Banyuwangi, tanggal 13 pada tahun 2009.
Sementara dalam film KKN Di Desa Penari diperankan oleh Tissa Biani, Adinda Thomas, Achmad Megantara, Aghniny Haque, Calvin Jeremy, dan Fajar Nugra.
Perbedaan Lokasi KKN di Desa Penari Versi Film dan Nyata

Terdapat perbedaan lokasi KKN di Desa Penari versi film dan nyata. Berdasarkan penuturan Manoj Punjabi dalam kanal YouTube ESGE Entertainment mengatakan bahwa lokasi syuting KKN di Desa Penari berada di Yogyakarta.
- Editor: Jean Ayu Karna Asmara