ZIGI – Film Avatar: The Way of Water terus jadi perbincangan publik usai tayang perdana pada 14 Desember 2022. James Cameron selaku sutradara mengungkapkan bahwa Metkayina yang terdapat di film tersebut terinspirasi dari suku Bajo yang ada di Indonesia.
Tak cuma itu, James juga mengungkapkan mengapa sekuel Avatar ini mengambil latar tempat di lautan. Seperti apa penjelasannya? Simak artikel selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Box Office 16-18 Desember 2022, Avatar: The Way of Water Raup Rp6,8 T
James Cameron Sebut Suku di Indonesia Jadi Inspirasi Avatar: The Way of Water

Metkayina diperkenalkan dalam film Avatar: The Way of Water. Kala itu, keluarga Sully dalam bahaya dan harus melarikan diri dari hutan tempat mereka tinggal ke Metkayina. Sementara Metkayina merupakan orang Na'vi samudera, yang dipimpin oleh Tonowari (Cliff Curtis) dan Ronal (Kate Winslet).
Metkayina hidup dan berburu di dalam dan di sekitar air. Mereka juga telah mengembangkan sirip dan ekor yang lebih tebal untuk berenang. James Cameron mengungkapkan bahwa Metkayina terinspirasi dari beberapa budaya pribumi di dunia, salah satunya Suku Bajo di Indonesia.
“Kami melakukan banyak penelitian tentang budaya Pribumi asli yang sangat erat kaitannya dengan lautan,” kata James Cameron dikutip Zigi.id dari National Geographic pada Rabu, 21 Desember 2022.
“Itu seperti, bagaimana kita membawa budaya Pribumi di sini di planet kita dan menempatkannya melalui lensa Pandora. Ada (orang Sama-Bajo), orang di Indonesia yang tinggal di rumah panggung dan hidup di atas rakit. Kami melihat hal-hal seperti itu,” imbuhnya.
Dikutip dari Indonesia Kaya, orang-orang suku Bajo berasal dari Kepulauan Sulu yang ada di wilayah Filipina Selatan. Mereka hidup nomaden di lautan lepas. Perjalanan di laut lepas itu yang membawa mereka masuk ke wilayah Indonesia, salah satunya di sekitar Pulau Sulawesi sejak ratusan tahun lalu. Suku Bajo juga dikenal karena kemampuan melautnya yang sangat baik.
James Cameron Jelaskan Soal Sekuel Avatar Menjelajahi Lautan

James mengungkapkan bahwa dia sangat menyukai film dan laut. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa sekuel Avatar memperlihatkan tentang lautan. Di samping itu, sutradara 68 tahun tersebut juga ingin memperlihatkan tentang kondisi lautan beberapa tahun lalu.
“Kita hidup dalam garis dasar yang bergeser, di mana lautan seperti yang kita lihat hari ini tidak seperti dulu lagi. Film ini juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan kepada kita seperti apa lautan kita 300, 400, 500 tahun yang lalu, sebelum kita benar-benar sibuk menuju peradaban industri,” ujarnya.
Film Avatar: The Way of Water masih tayang di bioskop Indonesia dengan durasi 192 menit. Film yang dibintangi oleh Sam Worthington dan Zoe Saldana ini telah meraup US$ 435 juta atau Rp6,8 triliun secara global selama penayangan 16-18 Desember 2022.
Baca Juga: Cara Nonton Avatar: The Way of Water Sub Indo, Munculnya Ancaman Baru
- Editor: Indriane